Halaman

Kamis, 27 September 2012

Selamat Ulang Tahun, Ayah

Ayah,
Kini engkau sudah berusia 50 tahun
Bukan usia yang muda lagi tentunya
Tapi,
Walaupun engkau tak muda lagi
Semangatmu masih seperti orang muda

Setiap pagi saat aku berangkat sekolah
Tak lupa aku pamit kepadamu
Dan aku melihatmu di sana
Di ruangan yang penuh dengan kertas-kertas

Senyummu di setiap pagi
Seolah menjadi bumbu penyemangat bagiku
Disaat semuanya terasa sulit
Namun engkau selalu menenangkanku

Ayah,
Walau semangat kerjamu masih menyala
Tapi kekuatan usia tak bisa kau sembunyikan
Engkau suka mengeluh tentang lututmu
Yang terkadang akan merasakan sakit

Aku tahu itu karena usiamu yang tak muda lagi
Tetapi aku tak bisa memintamu untuk berhenti bekerja
Karena itu sudah kebiasaanmu sejak muda

Ayah,
Mungkin jumlah peluh yang kau keluarkan sampai detik ini
Lebih banyak dari jumlah usiamu saat ini
Tapi,
Aku tau, sayang ayah padaku melebihi jumlah peluh itu kan?
Begitupun aku, sayangku seluas samudera pada ayah

Ayah,
Selamat Ulang Tahun yang ke-50 yah
Semoga ayah diberikan umur yang panjang serta murah rezeki
Aamiin


Kakak sayang Ayah



-AMS-

Selasa, 25 September 2012

Untukmu, Karena September Itu Ceria

Kala hari bahagiamu datang
Dari diriku terucap salam
Semoga hari-harimu penuh kehangatan
Disayangi keluarga dan teman-teman
Dan kepribadianmu semakin matang
Senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan

Harapku, hatimu diliputi kedamaian
Jauh dari rasa iri dan dendam
Bahagia atas kebahagiaan teman
Bersyukur atas keberuntungan teman
Rajin berdoa bukan hanya untuk dirimu
Tapi juga untuk keluarga dan teman-teman
Sebagai tanda terimakasihmu
Atas hari-hari penuh kehangatan

Teriring sebuah ucapan selamat ulang tahun
Semoga dirimu dianugerahi Tuhan
Kepribadian yang semakin menawan

-AMS-


White - Yellow

















Location : Pantai Indrayanti - Pantai Sepanjang, Gunung Kidul
Photo by : Fatwa Nurul Hakim

Pantai Indrayanti dan Pantai Sepanjang, Gunung Kidul

Minggu, 23 September 2012

Kemarin saya dan mas Fatwa bertamasya ke pantai. Ciyee, ke pantai.
Jadi, jalan-jalan ke pantai ini adalah salah satu kado untuk ulang tahun saya yang jatuh pada tanggal 17 September kemarin. Soalnya pas ulang tahun itu, saya memang minta di kado jalan-jalan, bukan barang atau hadiah lainnya.

So, setelah mengatur jadwal, akhirnya kami memutuskan untuk berangkat ke pantai pukul 11.30 WIB.
Sebelumnya kami memang sudah pernah pergi ke pantai gunung kidul, yaitu pantai Siung. Jadi untuk rute kali ini, kami tidak terlalu pusing dan kebingungan. Letaknya pantai indrayanti ini ada di kawasan pantai sundak, kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul.

Sebelum berangkat, kami mencari informasi dimana letak Pantai Indrayanti yang banyak dibilang orang sebagai "Kuta-nya Jogja". Setelah mendapatkan informasi tersebut, akhirnya kami berangkat memakai kuda terbang milik mas Fatwa. hehehee

Jalur yang kami lewati itu dari solo lewat sukoharjo dan menuju kearah gunung kidul. Jalannya sepi, hutan dan tebing di kanan dan kiri. Sempat beberapa kali kami bertanya pada penduduk sekitar. Jalan yang kami ambil itu menuju arah pantai Baron-Pantai Krakal-Pantai Kukup-Pantai Indrayanti. Nah, yang membuat sulit adalah pantai Indrayanti ini tidak ada petunjuk jalannya. Jadi setiap ada tikungan atau belokan, kami harus rajin bertanya agar tidak tersasar.

Setelah perjalanan sekitar 3 jam, akhirnya kami sampai di pantai Indrayanti.
And you know what guys? This place so crowded.
Gilaa. Padahal dari hasil browsingan saya, pantai Indrayanti ini adalah pantai yang masih sepi pengunjungnya. Ternyataa, hal itu tidak berlaku saat weekend seperti ini.

Ini dia penampakannya pantai Inrayanti. Emang kami lagi beruntung ajah sih, makanya ramenya sampai seperti ini. Kami berdua masih sedikit kecewa dengan pantai ini, sebab memang betul-betul ramai sekali. Maka untuk mengusir kekecewaan kami, kami memutuskan untuk mengabadikan moment ini dengan baik dan sempurna.
Saya di Pantai Indrayanti

And see this picture. Apa bedanya dengan pantai parangtritis dan ancol? hahahaha. Tidak ada. Tapi saya akui memang pantai ini bersih dan bagus sekali. Lihat pasir putih yang membentang di sepanjang pantai ini dengan bukit karang diujungnya menambah pesona dari pantai ini.
Ramainya pantai Indrayanti

Coba bayangkan kalau di belakang saya tidak ada orang? Pasti bagus kan terlihatnya? hehehe. Tapi memang betul pantai ini sangat bagus. Oia, jadi sebetulnya pantai ini tuh namanya bukan pantai Indrayanti. Indrayanti itu adalah nama warung makan besar yang berada tepat di depan pantai ini. Nah, karena letaknya dekat dengan warung makan ini, makanya pantainya juga ikut-ikutan disebut Pantai Indrayanti. Tapi saya juga tidak tahu nama sebenarnya dari pantai ini apa. hehehe
Tetap harus berpose meskipun sedikit kecewa

Dibawah teriknya matahari yang sangat menyengat, kita juga bisa berteduh loh di bawah karang yang ada di ujung pantai. Duduk dibawah karang sambil menikmati angin pantai. How a good holiday? Meskipun sedikit crowded, yaa anggap saja kalau orang-orang itu adalah titisan Tuhan untuk mengisi kekosongan yang ada.. (apasiiiii?)
Berlindung pada karang dari sengatan sinar matahari

Nah, yang menarik di pantai ini tuh ada beberapa batu karang yang bisa dijadikan objek foto. Jadi sebelum menembus lautan, ada lautan terumbu karang yang bisa kita lihat. Sehingga ombak yang datang ke daratan tidak terlalu besar.
Batu karang pantai Indrayanti

Oia, kita juga bisa loh menyewa payung-payung dan tiker yang ada di belakang saya ini. Harga sewanya Rp. 20.000 sampai batas waktu yang tidak ditentukan alias sepuasnya. Payung tersebut bisa kita gunakan untuk berteduh juga. Tapi kalau kita cuma main sebentar disini, saya sarankan sih ga usah nyewa. Lebih asik jalan-jalan dan menikmati suasana pantai. :)
Payung dan tikar yang ada dibelakang saya bisa di sewa loh

Rencananya sih kami berdua mau menikmati sunset di pantai Indrayanti. Tapi karena tempatnya terlalu ramai, akhirnya kami pindah ke pantai sebelahnya Indrayanti, yaitu pantai Sepanjang. Jarak tempuhnya paling 15 menit dari pantai Indrayanti.
Pantai Sepanjang, Gunung Kidul

Nah, asiknya di pantai Sepanjang ini adalah sepi dan tidak terlalu banyak pengunjung. Seperti pantai milik pribadi. Pasirnya juga pasir putih.Tapi kalau pasir di pantai Sepanjang ini lebih besar dan banyak kerang-kerang kecil, sehingga kami kesakitan kalau tidak sengaja menginjak cangkang kerang yang tersembunyi di dalam pasir ini.
Main pasir pantai yang banyak cangkang kerang

Yang lebih seru, pantai ini banyak batu karangnya juga. Hampir sama seperti pantai Siung sih. Jadi ombaknya yang datang ke pantai tidak terlalu besar karena sudah terhempas oleh karang yang ada di pinggir pantai (ceileeee..)
Ombak dibelakang saya tidak akan mengenai saya
karena sudah terhempas oleh karang

Dan, inilah yang ditunggu-tunggu. Akhirnya sunset datang. Yippie!!
Sungguh luar biasa ciptaan Allah, betapa indahnya seluruh yang ada di dunia ini, tak terkecuali apapun.
Inilah yang saya tunggu selama ini. Melihat sunset di pantai dan mengucap syukur. 
Ini sunset, Jendral!

Setelah bermain air dan menikmati sunset, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Rute yang kami ambil adalah melewati kota Gunung Kidul karena tujuan kami langsung ke Yogyakarta. Semua jalanan ada petunjuk arahnya, jadi itu sangat membantu kami berdua.

Well, akhirnya semua keinginanku terpenuhi juga. Terimakasih untuk mas Fatwa yang mau nurutin keinginanku. Ini hadiah ulang tahun yang luar biasa buat saya. Semoga saya bisa membalas kebaikanmu yaa.

Terimakasih yaa mas Fatwa

The last but not the least, this is end of journey.
End for everything.
I wish you nothing, but always the best for you.
See you latter on next episode.
We are a good team!!


Salam,
Fitta Amellia Lestari

Kamis, 20 September 2012

My Graduation


Kamis, 6 September 2012

Iyaa, itu hari yang bersejarah buat saya. because in that day, i've my graduation.
Ciyee, ceritanya saya udah jadi sarjana sosial sekaligus pengangguran nih. hehehe

Alhamdulillah sujud syukur saya selalu panjatkan pada Allah SWT. karena kekuatanNya-lah saya bisa mencapai titik puncak ini. Mungkin air mata, keringat dan tenaga sudah saya korbankan untuk ini semua.
Tapi saya percaya, tidak ada usaha yang sia-sia.
And let's see, i've my dream.

Lulus sarjana 4 tahun dengan predikan cumlaude. Sarjana Ilmu Sosial. How lucky i am guys?
Alhamdulillah, ini semua bisa bikin papah dan mamah senyum dan bangga.
Sekarang saatnya saya berjuang untuk lebih jauh membahagiakan orang-orang di sekitar saya..



Di depan auditorium UNS

 Kalo di UNS, wisudawan yang lulus dengan predikat Cumlaude bisa salaman sama pak rektor. Menurut saya sih, dengan siapapun saya salaman, yang penting saya di kasih ijazah, itu udah cukup. Tapi salaman dengan Pak Rektor ini bisa bikin papa sama mama saya. Sebab, tidak semua wisudawan punya kesempatan seperti ini.. :)
Wisudawan berpredikat Cumlaude berhak untuk bersalaman dengan Rektor UNS

Nah, setelah acara di Universitas, lanjut ke fakultas. jadi wisudawan fisip di wisuda lagi di fakultas. Pada kesempatan itu, alhamdulillah papah saya yang menjadi wakil dari orang tua wisudawan lainnya untuk memberikan sambutan pada acara tersebut.
Wisudawan berpredikat cumlaude dari jurusan sosiologi fisip uns
bersama ketua jurusan dan sekertaris jurusan

Well, setelah selesai semua prosesi wisuda, saya ajak papah dan mamah untuk foto di depan rektorat UNS. Rasanya ga afdhol kalo wisuda ga foto di Rektorat. hehehe
Ajak Papa, Mama dan Adik untuk foto di depan Rektorat UNS

Dengan background rumput yang gersang, saya akan memulai langkah menjadi seorang sarjana..

Wisuda nih

Dan, saya juga mau ucapkan terimakasih untuk Fatwa Nurul Hakim, S.Sos. yang selama ini sudah kasih dukungan, semangat dan doa. Selalu bersedia menjadi tempat curahan hati saat yang lain menghilang dan tak peduli. Semoga saya bisa membalas kebaikanmu ya mas :)



Terakhir saya mau ucapkan beribu-ribu terimakasih untuk Mamah dan Papah untuk bimbingannya selama ini. Tanpa semangat dari mamah papah, kakak ga akan bisa seperti sekarang ini.
I love you both :*

Saya bersama Papah dan Mamah

Well, ini bukan akhir dari segalanya. tapi ini adalah awal dari segalanya.
Semoga perjuangan ini tidak akan pernah berakhir.
Minta doanya yaa untuk keberhasilan semuanyaa. aamiin..

Salam,
Fitta Amellia Lestari, S.Sos.
(boleh dong gelarnya dipake?? :p)


Senin, 03 September 2012

The First I Come


Minggu, 2 September 2012

Sudah ku bayangkan malam ini akan terjadi. Saat-saat dimana aku berbincang dengan kedua orang tuanya, tanpa ada dia di forum tersebut. Dengan beberapa strategi dan izin Allah, akhirnya aku bisa singgah di kediamannya disaat dia tidak dirumah. Tau kenapa alasanku datang saat dia tidak ada? Karena aku terlalu takut untuk menatap matanya lagi. Aku terlalu takut untuk jatuh hati pada dirinya. Karena aku sudah bersusah payah untuk melupakan segala tentang dia. Aku tidak ingin semuanya berantakan hanya karena menatap matanya.

Well, semuanya berawal dari keberanianku untuk mengunjungi rumahnya. Soalnya selama ini aku belum pernah berkunjung kerumahnya atas nama diriku sendiri. Mau tau rasanya seperti apa? Keringat dingin dan deg-deg-an sekujur tubuh. Rasanya jantung ini mau copot dan ini melebihi nervous saat mau sidang skripsi. It’s really. Soalnya aku belum pernah bertemu dan berbincang panjang lebar dengan kedua orang tuanya, dan akupun belum mengerti bagaimana sifat mereka. Sungguh, ini begitu menegangkan. It’s was terrible.

Kedatanganku disambut dengan ramah oleh keluarganya. Bapak, Ibu, dan kedua Adik. Ku kecup tangan ibu dan ku cium kedua pipinya. Sungguh, perasaanku tak karuan, nervous luar biasa. Namun ku coba untuk tenangkan diri dengan membuka pembicaraan dengan menanyakan kabar beliau. Ibu sangat baik padaku, ramah dan penuh senyum. Tidak lama,  Bapak datang bergabung untuk berbincang bersama aku dan Ibu.

Di ruang tamu itu, kami banyak berbincang mengenai cita-cita dan masa depanku. Bapak memberikan self motivation padaku agar kelak aku bisa menentukan langkahku mau kemana setelah ini. Aku tak menyangka, ternyata Bapak sangat baik. Beliau bercerita tentang masa hidupnya, tentang bagaimana dia menjalani hidup, tentang bagaimana dia melamar ibu, dan aku suka mendengarkannya. Bapak berkata padaku, “Kalau mau melangkah, jangan setengah-setengah. Harus yakin dan optimis, ga boleh ragu!!”. Aku hanya bisa tersenyum dan menganggung mendengar semua wejangan yang Bapak berikan malam ini.

Berbeda dengan Bapak, ketika berbincang dengan Ibu, kami selalu membicarakan dia. Bagaimana masa lalunya dengan sang mantan, bagaimana hubunganku dengan dia, dan apa yang harus dilakukan dengan kami berdua. Sebetulnya aku tidak ingin membahas dia, tapi ibu memulainya dengan banyak pertanyaan. Hehee. Pasti aku terlihat salah tingkah ketika menjawab pertanyaan Ibu.

Aku bilang pada Ibu, kalau sekarang aku sudah tidak bisa memberikan perhatian lagi ke dia. Aku sudah tidak bisa membangunkannya lagi di setiap pagi untuk kuliah. Tapi, tau jawaban ibu apa? Ibu bilang, kalau kami berdua masih saling memiliki perasaan, maka perjuangkanlah. Harus ada usaha dari kami berdua untuk bisa bersama. Toh setiap masalah kan ada jalan keluarnya.

Ibu bilang, aku harus sering memberikan perhatian lebih ke dia meski jarak sudah memisahkan kami berdua. Karena hal itu bisa membuat hatinya menjadi luluh kembali. Tapi permasalahannya adalah aku terlalu takut untuk melakukan hal itu. Bahkan untuk mengirimkan pesan singkat untuknya saja aku tak berani. Lagipula, sepertinya dia sudah melupakanku. Coba lihat di timeline twitternya, yaa begitulah. Dia sudah mulai memuja dan memuji wanita lain.

Tapi dibalik itu semua, aku sungguh senang sekali bisa berbincang dengan Bapak dan Ibu. Seandainya itu perbincangan untuk yang pertama dan terakhir, tidak apa-apa. At least, Ibu dan Bapak sudah tau siapa aku.
Sekarang adalah saatnya merenung dan mulai menata hati kembali.
Biar Allah yang akan menentukan, aku hanya berdoa memohon yang terbaik.
Untukku dan untuk dirinya.

Salam,
Fitta Amellia Lestari