By the way, hari ini tepat banget tanggal 10 Dzulhijah 1434
H atau sering dikenal dengan Idul Adha. Jadi, bagi umat islam hari raya Idul
Adha ini adalah hari raya dimana setiap umat muslim yang memiliki harta
berlebih diwajibkan untuk menyumbangkan hartanya dalam bentuk menyembelih
hewan, biasanya sih kambing ataupun sapi.
Saat bapak-bapak dan anak muda lelaki pada ke masjid untuk
menyembelih hewan kurban, mending saya sharing sedikit aja ya tentang hari raya
Idul Adha.
Seperti biasa, saya dan keluarga melaksanakan sholat Ied di
masjid dekat rumah. Entah kenapa, setiap sholat Ied, hati saya selalu bergetar.
Apalagi ketika dzikir dan doa dibacakan secara bersama-sama. Tadi saya sempat
membayangkan, “berapa jumlah malaikat yang meng-amin-i semua doa-doa para
jamaah disini?”. Saya menantap langit luas. Tak terasa tetesan air mata menetes
dengan malu-malu.
Ya Rabb, betapa luas dan banyak nikmat serta karuniaMu.
Nikmat manakah yang akan engkau dustakan?
Yang selalu saya tunggu ketika sholat Ied adalah ceramah
dari sang Khatib. Here’s my summary from the speech of Khatib.. J
Awalnya sang Khatib bercerita mengenai asal usul hari raya
Idul Adha. Jadi, asal mu-asal adanya istilah qurban ini terjadi pada zaman Nabi
Ibrahim As. Jadi ceritanya, Nabi Ibrahim ini mendapatkan mimpi aneh selama tiga
hari beturut-turut. Di dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim diminta oleh Allah
SWT. untuk menyembelih anaknya sendiri. Hal ini dimaksudkan sebagai bukti dan
cinta Nabi Ibrahim kepada Allah SWT. Karena mimpi itu kerap datang didalam
tidurnya Nabi Ibrahim, akhirnya beliau-pun menceritakan hal ini kepada anaknya,
yaitu Nabi Ismail As. Nabi Ibrahim As. bercerita
tentang mimpi anehnya kepada Nabi Ismail, dan seketika Nabi Ismail-pun
menjawab, “Jika itu memang benar perintah Allah SWT, maka aku ikhlas”.
Subhanallah. Saya juga ga terlalu mudeng sih sama cerita detailnya bagaimana,
tapi ketika Nabi Ibrahim ingin menyembelih Nabi Ismail, seketika itu Nabi
Ismail digantikan dengan seekor domba oleh Allah SWT.
Coba deh bayangkan, Nabi Ismail ini kan anak satu-satunya
Nabi Ibrahim. Pasti Nabi Ismail ini disayang banget dong sama Nabi Ibrahim?
Tapi kenapa Nabi Ibrahim rela untuk menyembelih anaknya sendiri? Anak semata
wayang, anak kesayangan?
Disinilah yang jadi pelajaran untuk kita semua. CINTA ITU
HARUS ADA PENGORBANAN. Hal yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim adalah salah satu
bentuk pengorbanannya terhadap Allah SWT. Cintanya Nabi Ibrahim kepada Allah
SWT mengalahkan cintanya kepada segalanya, sekalipun itu buah hatinya sendiri.
Saya jadi tersadar mengenai pengorbanan ini. Cinta itu bukan
hanya diucapkan saja, tapi juga harus dibuktikan. Cinta kepada Allah SWT, cinta
kepada orang tua, cinta kepada keluarga, cinta kepada pasangan, juga cinta
kepada sesama. Semua harus ada bukti dan pengorbanan. Bukan cinta namanya kalau
hanya terucap, tanpa ada bukti pengorbanan.
Ya Allah, saya jadi makin sadar. Sudah berapa banyak bukti
dan pengorbanan yang saya lakukan untukMu? Untuk papah mamah? Untuk kamu? Untuk
semuanya? Nothing. L
Intinya, Idul Adha ini mengajarkan kepada kita bagaimana
kita bisa mengikhlaskan sesuatu yang kita miliki untuk membuktikan rasa sayang
dan cinta kita kepada Allah SWT (berkurban misalnya). Etapi, jangan sampe kita
berkurban perasaan yah? Hihi. Dalam kamus hidup saya, ga ada yang namanya
berkorban perasaan. Semua yang dirasakan harus ikhlas kita terima, apapun itu
rasanya. Sebab, dari keihklasan-lah semua akan menjadi indah.
Baiklah, saya rasa cukup untuk tulisan kali ini. Sekali lagi, Selamat Hari Raya Idul Adha 1434 H. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. aamiin :)
Ingat ya, CINTA ITU BUTUH PENGORBANAN DAN BUKTI. So, show
your love to each others.. J
See you!
Fitta Amellia L.