Halaman

Selasa, 15 Oktober 2013

Hari Raya Idul Adha 1434 H



Hai semua, apa kabar? Semoga selalu sehat dalam lindungan Allah SWT. yaa.. aamiin

By the way, hari ini tepat banget tanggal 10 Dzulhijah 1434 H atau sering dikenal dengan Idul Adha. Jadi, bagi umat islam hari raya Idul Adha ini adalah hari raya dimana setiap umat muslim yang memiliki harta berlebih diwajibkan untuk menyumbangkan hartanya dalam bentuk menyembelih hewan, biasanya sih kambing ataupun sapi.

Saat bapak-bapak dan anak muda lelaki pada ke masjid untuk menyembelih hewan kurban, mending saya sharing sedikit aja ya tentang hari raya Idul Adha.

Seperti biasa, saya dan keluarga melaksanakan sholat Ied di masjid dekat rumah. Entah kenapa, setiap sholat Ied, hati saya selalu bergetar. Apalagi ketika dzikir dan doa dibacakan secara bersama-sama. Tadi saya sempat membayangkan, “berapa jumlah malaikat yang meng-amin-i semua doa-doa para jamaah disini?”. Saya menantap langit luas. Tak terasa tetesan air mata menetes dengan malu-malu.
Ya Rabb, betapa luas dan banyak nikmat serta karuniaMu. Nikmat manakah yang akan engkau dustakan?

Yang selalu saya tunggu ketika sholat Ied adalah ceramah dari sang Khatib. Here’s my summary from the speech of Khatib.. J

Awalnya sang Khatib bercerita mengenai asal usul hari raya Idul Adha. Jadi, asal mu-asal adanya istilah qurban ini terjadi pada zaman Nabi Ibrahim As. Jadi ceritanya, Nabi Ibrahim ini mendapatkan mimpi aneh selama tiga hari beturut-turut. Di dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim diminta oleh Allah SWT. untuk menyembelih anaknya sendiri. Hal ini dimaksudkan sebagai bukti dan cinta Nabi Ibrahim kepada Allah SWT. Karena mimpi itu kerap datang didalam tidurnya Nabi Ibrahim, akhirnya beliau-pun menceritakan hal ini kepada anaknya, yaitu Nabi Ismail As.  Nabi Ibrahim As. bercerita tentang mimpi anehnya kepada Nabi Ismail, dan seketika Nabi Ismail-pun menjawab, “Jika itu memang benar perintah Allah SWT, maka aku ikhlas”. Subhanallah. Saya juga ga terlalu mudeng sih sama cerita detailnya bagaimana, tapi ketika Nabi Ibrahim ingin menyembelih Nabi Ismail, seketika itu Nabi Ismail digantikan dengan seekor domba oleh Allah SWT.

Coba deh bayangkan, Nabi Ismail ini kan anak satu-satunya Nabi Ibrahim. Pasti Nabi Ismail ini disayang banget dong sama Nabi Ibrahim? Tapi kenapa Nabi Ibrahim rela untuk menyembelih anaknya sendiri? Anak semata wayang, anak kesayangan?

Disinilah yang jadi pelajaran untuk kita semua. CINTA ITU HARUS ADA PENGORBANAN. Hal yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim adalah salah satu bentuk pengorbanannya terhadap Allah SWT. Cintanya Nabi Ibrahim kepada Allah SWT mengalahkan cintanya kepada segalanya, sekalipun itu buah hatinya sendiri.
Saya jadi tersadar mengenai pengorbanan ini. Cinta itu bukan hanya diucapkan saja, tapi juga harus dibuktikan. Cinta kepada Allah SWT, cinta kepada orang tua, cinta kepada keluarga, cinta kepada pasangan, juga cinta kepada sesama. Semua harus ada bukti dan pengorbanan. Bukan cinta namanya kalau hanya terucap, tanpa ada bukti pengorbanan.

Ya Allah, saya jadi makin sadar. Sudah berapa banyak bukti dan pengorbanan yang saya lakukan untukMu? Untuk papah mamah? Untuk kamu? Untuk semuanya? Nothing. L

Intinya, Idul Adha ini mengajarkan kepada kita bagaimana kita bisa mengikhlaskan sesuatu yang kita miliki untuk membuktikan rasa sayang dan cinta kita kepada Allah SWT (berkurban misalnya). Etapi, jangan sampe kita berkurban perasaan yah? Hihi. Dalam kamus hidup saya, ga ada yang namanya berkorban perasaan. Semua yang dirasakan harus ikhlas kita terima, apapun itu rasanya. Sebab, dari keihklasan-lah semua akan menjadi indah.

Baiklah, saya rasa cukup untuk tulisan kali ini. Sekali lagi, Selamat Hari Raya Idul Adha 1434 H. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. aamiin :)

Ingat ya, CINTA ITU BUTUH PENGORBANAN DAN BUKTI. So, show your love to each others.. J


See you!


Fitta Amellia L.

Selasa, 01 Oktober 2013

Ikhlas Itu Sulit

Hello Oktober,

This is a 1st October. Banyak banget kejadian di bulan September kemarin yang bikin ketawa, nangis, sedih juga seneng. Nanti saya juga bakal update salah satu cerita holiday saya di bulan September kemarin. Tunggu ceritanya yaa :)

By the way, kali ini saya mau menulis tentang IKHLAS. Iya, siapa sih yang ga tau ikhlas? Setiap hari kita selalu denger orang-orang bicara tentang hal ini. Tapi to be honest, saya merasa belum sepenuhnya memahami tentang arti ikhlas itu sendiri.

Tulisan ini sih sebenernya berawal dari hal yang sepele sih. Ini masalah pekerjaan. Jadi ceritanya saya baru saja ikutan salah satu tes seleksi di salah satu BUMN. Nah, tes ini juga diikuti oleh beberapa teman dekat saya. Tadi malam itu adalah pengumuman hasil lolos seleksi selanjutnya. Nasib saya mungkin sedang tidak beruntung. Saya tidak lolos dalam tes itu. Sedangkan teman saya banyak yang lolos.

Ya saya percaya bahwa itu memang bukan rejeki  saya. Tapi memang agak sulit menerima sesuatu yang sebenarnya kita sudah berjuang habis-habisan, pada akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Padahal effort kita untuk hal itu sudah lebih besar dibanding dengan orang-orang yang lebih beruntung dibandingkan saya.

Nah, dalam kasus ini saya hanya ingin belajar lebih jauh lagi mengenai arti ikhlas. Apa sih ikhlas itu?
"Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran. Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat dan mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukanNya dengan yang lain."
Jelas banget kan arti ikhlas itu sendiri apa?
Tapi kenapa kita masih susah untuk menerapkannya ke kehidupan nyata yaa?
Saya juga pernah membaca salah satu artikel yang mengatakan bahwa :
"Iklhas itu seperti surat Al-Ikhlas di Al-Quran, yang tak pernah ada kata ikhlas di dalamnya"
surat Al-Ikhlas

In shaa Allah, kalau memang semua di hidup kita hanya tertuju kepada Allah, mudah-mudahan Allah akan kasih keberkahanNya untuk hambanya yang baik. Aamiin :)

Terus, gara-gara hal ini juga, saya jadi kepikiran tentang pencapaian saya selama nyaris satu tahun ini. Saya pernah membuat resolusi untuk tahun 2013, dan saya merenung, dari semua resolusi yang telah saya buat, berapa persen yang sudah tercapai?

Saya sangat malu rasanya kalau ingat Nikmat dan Karunia Allah yang telah saya dapat. Saya merasa masih suka kurang bersyukur atas semuanya. Mungkin nilai yang bisa saya ambil dari kejadian ini adalah
"Berusahalah sungguh-sungguh dan jangan pernah lupa buat bersyukur, apapun itu keadaannya. Karena bersyukur merupakan segala-segalanya"
Mudah-mudahan kita masih bisa tetep istiqomah untuk selalu bersyukur di setiap keadaan ya teman. Semoga apa yang kita inginkan juga selalu diijabah sama Allah. Aamiin

Do the best for our future!!

-Fitta Amellia L.-