Oke, kali ini saya akan membahas mengenai rejeki. Yuk diskusi :)
Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu saya berkumpul dengan
teman-teman semasa SMA saya. Kami berbagi cerita tentang pekerjaan kami
masing-masing. Ada yang bekerja di bagian keuangan, ada yang bekerja sebagai
guru, ada yang bekerja di bidang marketing, menjadi guru dan menjadi analis
kimia. Ada seorang teman saya yang baru saja mengalami kegagalan dalam
serangkaian tes di salah satu lembaga keuangan Negara. Dia mengatakan
kekecewaannya karena tidak lolos pada tahap terakhir.
Hal ini membuatnya sangat
sedih dan kecewa hingga dia mengurung diri dan menangisi hal tersebut. Dengan
rasa sedih dia menceritakan bagaimana dia berjuang untuk mengikuti serangkain
tes tersebut. Sedih sih mendengarnya. Apalagi saya sebagai teman sangat tahu
sekalo bagaimana usaha yang dilakukan olehnya untuk masuk ke lembaga keuangan
nasional ini.
Terus, baru saja tadi malam saya mendapat kabar bahwa salah
satu teman saya tidak lolos juga dalam proses penerimaan pegawai baru di bank
utama di Indonesia. Tidak jauh berbeda dengan teman saya yang sebelumnya. Dia sangat
kecewa dan sedih dengan hasil akhir yang dia dapatkan. Apalagi usahanya untuk
sampai tahap terakhir itu memang sangat penuh dengan perjuangan sekali. Yes, I know
that because she always told to me what happen with her.
Dan saya juga pernah berada seperti kondisi mereka saat ini.
Saya merasa dunia ini ga adil. Kalo dipikir-pikir kurang apalagi sih usaha
kita? Sholat, iya. Puasa, iya. Sedekah, iya. Cuma kita kurang beruntung ajah dibanding
mereka yang lolos itu.
Agak bingung sih sebenernya kalo mau kasih saran sama orang
yang sedang dalam kondisi desperate gini. Mau bilang ‘sabar ajah ya’ pasti itu
udah klasik banget. Jadi saya Cuma bisa bilang, ‘rejeki itu sudah diatur koq,
bahkan ketika usia kita 4 bulan dalam kandungan ibu kita’. Meskipun hal
tersebut sangat obvious, tapi emang kaya gitu kenyataannya. Honestly, saya juga yakin kalo mereka sadar bahwa rejeki
itu memang sudah ada yang mengatur. Apapun itu bentuknya.
Disisi lain ada teman saya juga diterima sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Seneng banget denger kalo temen deket sendiri keterima PNS.
Ngerasa bangga ajah gitu punya temen yang beruntung banget.
Oke. Sekarang kita bisa ngeliat 2 sisi yang sangat berbeda. Kalo
takdir kita bisa mendapatkan sesuatu yang kita inginkan itu tercapai, Alhamdulillah
banget, kaya teman saya yang menjadi PNS. Tapi kalo ternyata keingin kita tidak
dikabulkan oleh Allah? Pasti sedih banget dan banyak pikiran-pikiran negative
tentang rejeki itu sendiri.
Well, sebenernya apa sih yang kita cari di dunia ini? Kebahagiaan
dan keberkahan. Menurut saya sih ya dua hal itu. Gimana caranya kita bahagia
tapi masih dapet berkah dari Allah. Percuma ajah kita kaya raya tapi uang dari
hasil korupsi atau mencuri. Ga berkah sama sekali. Lebih baik berkecukupan tapi
penuh dengan keberkahan.
Setiap kita berdoa kepada Allah, pasti ada doa untuk selalu
dilancarkan rejeki kan? Berarti kita itu sebenernya meminta rejeki kepada
Allah, bukan meminta harta. Makanya kita harus bisa mensyukuri rejeki sekecil
apapun itu yang diberikan oleh Allah SWT. Sakit, sedih, bahagia, kaya raya,
susah, itu semua merupakan rejeki yang Allah kasih buat kita. Tinggal kita ajah
yang mau menanggapinya seperti apa.
Barusan banget, saya abis nonton ustad Maulana di trans TV. Dia
mengatakan bahwa ada tiga hal yang kita tidak boleh puas : IBADAH, SEDEKAH,
ILMU. Tiga hal itu kalo kita sampe puas, maka kita akan termasuk orang yang
merugi. Teruslah beribadah agar kita tau kepada siapa kita menyembah. Terus sedekah,
biar kita selalu tidak merasa menjadi orang yang paling miskin. Carilah ilmu
sampai kita tidak mampu membaca lagi.
Selain itu, ada tiga hal juga yang kita harus puas :
MAKANAN, REJEKI, PASANGAN. Nah, makanya kalo kita sering menjelek-jelekan
makanan itu salah loh. Kalo kita ga pernah puas dengan apa yang kita makan,
celaka banget. Misalnya ajah kalo suami yang selalu complain tentang masakan
istrinya, dijamin rumah tangganya ga tenang. Begitu juga dengan rejeki dan
pasangan. Merasa cukuplah kita dengan apa yang kita miliki sekarang. Bersyukur dengan
apa yang ada dihadapan kita saat ini.
Loh, bukannya kita itu harus mencari yang terbaik?
Iya, betul memang setiap orang selalu berusaha mencari yang
terbaik. Tapi pertanyaannya sampai kapan kita akan mencari yang terbaik kalo
kita selalu mencari dan tidak puas? Ini sih jadi renungan buat masing-masing
pribadi dari kita aja. Toh, Allah juga akan selalu punya cara untuk memberikan
yang terbaik untuk umatNya. Percaya deh J
Well, sedih boleh, tapi jangan sampe putus asa dan mengutuk
keadaan diri yaa. Percaya dengan diri sendiri dan yakin bahwa akan ada rencana
Allah yang lebih indah dari sebelumnya.
God always give what you need, not what you want
NB: Dedicated to all of my friends who feel desperate and disappointed
with this world
wow suka sekali mba tulisannya
BalasHapus